Sekstorsi-Ancaman Digital di Era Modern dan Cara Mencegahnya
Pernah nggak sih kalian ngirim pap/foto ke orang yang baru kalian kenal? kalau iya, hati-hati ya! Jangan sampai niat iseng kita menjadi malapetaka bagi kita nantinya. Akhir- akhir ini lagi rame nih, salah satu aktor korea yang cukup terkenal dianggap melakukan Child Groming. Dimana si aktor tersebut diancam bakal beredar foto dia mencuci piring dalam keadaan telanjang. Tapi kalian sadar nggak sih, bahwa hal tersebut merupakan suatu pemerasan dan termasuk kejahatan? Ancaman yang ditujukan kepada aktor tersebut termasuk pemerasan seksual atau sekstorsi.
Apa Itu Sekstorsi?
Sekstorsi, merupakan bentuk pemerasan yang disertai ancaman untuk menyakiti, mempermalukan, atau merugikan korban. Istilah sekstorsi diambil dari bahasa Inggris yang berarti Seks (Sex) dan pemerasan (Extortion). Dalam kasus sekstorsi ancaman yang dilayangkan oleh pelaku merupakan ancaman yang mengarah pada penyebaran konten eksplisit, intim, atau pribadi dalam bentuk foto dan video seksual. Ancaman tersebut bertujuan agar sang korban mau melakukan apa yang menjadi kehendak pelaku. Diambil dari Hukum Online.com, Izza menyebutkan setidaknya ada tiga unsur dalam sekstorsi. Pertama terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang mempunyai kuaa (pelaku). Kedua, pelaku mendapatkan imbalan berupa aktivitas seksual. Terakhir, terjadinya pemaksaan psikologis kepada korban sekstorsi.
Dikutip dari laman Indonesian Corruption Watch, menurut Global Corruption Barometer Indonesia menempati urutan pertama untuk kasus Sekstorsi di Asia pada tahun 2020. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat dengan tindakan sekstorasi. Selain itu, ketidak hati-hatian dan mudah percaya oleh teman baru bisa juga menjadi faktor sekstorasi terjadi ditengah masyarakat. Modus umum sekstorasi biasanya dikarenakan pelaku yang menyamar sebagai sesama jenis untuk mendapatkan barang ancaman berupa foto atau video.
Melihat laporan yang masuk kepada tim Pusat Layanan Terpadu (PLT) UIN Sunan Kalijaga, kronologi yang terjadi kepada korban seperti berikut:
1. Korban mengakses aplikasi Telegram
2. Di telegram bergabung grup, seperti grup treding atau komunitas
3. Lalu tiba-tiba ada yang chat mengaku sebagai wanita dan ingin menjalin pertemanan
4. Setelah ngobrol beberapa lama kemudian dilanjutkan ke sexting (tindakan mengirimkan atau menerima pesan foto/video yang dikirimkan melalui perangkat digital)
5. Kemudian pelaku (yang mengaku sebagai wanita) tersebut meminta korban untuk video call dengan korban dan menyuruhnya untuk melepas baju terlebih dahulu
6. Ketika video call korban sudah membuka baju, sedangkan pelaku menutupi kamera atau berada di ruang gelap jadi tidak keliatan.
7. Video call berlangsung sekian detik, pelaku meng-screenshoot atau capture video yang menampilkan wajah korban
8. Screenshoot atau capture-an itu dijadika alat untuk memeras
9. Pelaku mengancam akan memviralkan dengan mengirim di akun-akun Instagram kampus di tempat korban kuliah dan juga teman-teman yg berteman dengannya (korban) di Instagram
10. Pelaku terus memeras meski korban bilang sudah tidak punya uang dan pelaku menyuruh korban meminjam pada temannya
11. Kejadian selalu dilakukan di tengah malam saat secara psikologis kesadaran korban menurun
Kira-seperti itu kronolgi kasus sextortion yang dilaporkan kepada tim PLT UIN Sunan Kalijaga. Korban mencurigai bahwa pelaku ialah laki-laki dan mengaku sebagai wanita. Karena ketika video call berlangsung suara pelaku adalah suara laki-laki, dan kemungkinan besar ini adalah sindikat.
Upaya pencegahan Sekstorsi
Mengutip dari Kumparan.co, terdapat beberapa hal untuk mencegah terjadinya sekstorsi:
Pertama, Lindungi akun media sosial. Pelaku sekstorsi seringkali mendapatkann poto atau video korban dengan cara membajak atau hack akun media sosial korban. Tidak hanya akun media sosial akun marketplace, dan akun-akun platform digital lainnya juga perlu dilindungi. Lakukan verivikasi dua Langkah agar akun lebih terjaga.
Kedua, Selalu berhati-hati terhadap orang baru. Selalu lakukan verifikasi ketika mengenal atau diajak berkenalan oleh orang baru. Terutama dalam platform digital, pastikan kita berteman dengan orang yang benar-benar kita kenal secara real life untuk mencegah terjadinya salah dugaan kelamin.
Ketiga, Menghindari penggunaan elektronik milik publik untuk urusan pribadi. Pastikan akun kita sudah benar-benar me-logout akun jika terpaksa menggunakan eletronik milik publik atau orang lain.
Keempat, Selalu menjaga informasi pribadi. Jangan cepat memberikan data pribadi kita terhadap orang lain, apalagi seseorang yang baru kita kenal, tidak hanya berupa data namun hal ini berlaku juga untuk foto atau video kita.
Sebenarnya banyak sekali upaya pencegahan yang dapat kita lakukan untuk mencegah sekstorsi terjadi. Namun selalu berhati-hati merupakan upaya pencegahan paling penting agar sekstorsi tidak terjadi. Selain itu, kita juga harus bijak memilah unggahan apa yang bisa menjadi konsumsi publik dan unggahan hanya untuk konsumsi pribadi. Karena sekstorsi bisa terjadi kepada siapa saja maka tidak ada salahnya untuk menceganya.
Aqeela Jangkar